Photo by I Made Suarbawa
Menonton bersama #2ndMFW di Campuhan College, Ubud.Photo by Agus Wiranata, Fringe Event, Workshop Penulisan Jurnalistik bersama Sloka Institute.
Photo by Raka, Fringe Event, Diskusi Reelozind! bersama Dery Prananda (Sutradara), Professor Krishna Sen (akademisi), Kevin Evans (Indonesia Director, Australia-Indonesia Centre), dan Ganapati Wraspati (Sutradara)
Photo by Trevor Zhou. #2ndMFW Day 2, 9 Oct, at Jemeluk, Amed – program: Shorts for Children 2.
Anak-anak di Jemeluk-Amed ini belum pernah nonton film layar lebar. Trevor Zhou mengabadikan wajah-wajah terkesima mereka.
2nd MINIKINO FILM WEEK 2016 yang diselenggarakan pada 8-15 Oktober 2016 lalu telah berakhir, namun tidak dengan memori dan keseruan selama festival film pendek internasional ini berlangsung.
Tahun ini, 2nd Minikino Film Week 2016 diputar di 11 tempat pemutaran film yang tersebar di seluruh kawasan Bali seperti Flux Lifeground, Irama Indah, Cafe Sikuno, Bentara Budaya Bali, Wantilan Desa Sukawati, Apotek Viva Generik, Campuhan College, Omah Apik, Desa Tulamben, Desa Jemeluk, Rumah Film Sang Karsa. Selain 11 tempat pemutaran film tersebut, ada pula Official Festival Lounge di Mangsi Coffee yang berfungsi sebagai tempat untuk para pecinta film yang ingin menikmati film-film pendek secara offline. Minikino juga menghadirkan beberapa film belum pernah ditayangkan di publik. Untuk itu, diterapkan sebuah sistem agar film-film tersebut tidak terduplikasi secara liar.
Minikino Film Week dihadirkan untuk menghidupkan kembali budaya nonton bareng dan diskusi film. Festival film ini juga bertujuan untuk mengisi kembali hal yang dirasa masih kurang di Bali, yaitu adanya film-film berkualitas yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
Melalui program ini, Minikino ingin memperkenalkan dan membangun kesadaran masyarakat akan adanya film pendek yang berbeda dengan film feature yang ditayangkan di bioskop.
Dengan tagline “Your healthy dose of short films”, Minikino mengundang masyarakat untuk memikirkan kembali tontonan kita, merangsang pola berpikir kritis, dan mengajak kita untuk belajar mendengar dan mengemukakan pendapat. “Semua film akan lebih mengena jika ditonton bersama. Penikmat film bisa berbagi ide dan merasakan emosi kolektif saat menonton film tersebut” ujar Edo Wulia selaku Festival Director Minikino Film Week dalam jumpa pers beberapa hari sebelum festival berlangsung.
Semua acara pemutaran film terbuka untuk umum, bebas biaya, dan dilengkapi dengan panduan usia menonton untuk mendukung terselenggaranya festival film yang nyaman dan menyenangkan. Tidak hanya pemutaran film saja, tahun ini Minikino bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menghadirkan fringe events seperti Workshop Jurnalistik bersama Sloka Institute, Bahas Video Musik bersama Pygmy Marmoset, Workshop Fotografi bersama Bali Foto Forum, dan Special Screening & Discussion with REELOZIND! Selain itu, ada pula program tamu berupa diskusi film yang bekerja sama dengan Ombak Bali International Film Festival.
Selain sangat menghibur, 2nd Minikino Film Week 2016 telah memberikan banyak ilmu dan wawasan baru terkait industri film itu sendiri. Acara yang merupakan salah satu dari berbagai kegiatan yang telah digalakkan sejak 2002 ini diharapkan mampu memberikan dampak baik untuk perfilman Indonesia dan masyarakat. Sejak pertama diselenggarakan pada 2015, festival film pendek internasional ini memang dirancang sebagai acara tahunan. Jadi, jangan lagi melewatkan rangkaian Minikino Film Week tahun depan yang tentunya akan lebih seru!
Bagi Anda yang ingin mengetahui kegiatan terbaru dari organisasi film pendek yang biasanya tetap diadakan setiap bulan, Anda dapat mengikuti updatenya di media sosial @minikinoevents atau website www.minikino.org
(Ditulis dan disunting oleh Tiara Mahardika)