Teks oleh Alexander A. Ermando
Judul : La La Land
Jenis Film : Drama Musikal
Pemeran : Emma Stone, Ryan Gosling, John Legend, Rosemarie DeWitt
Sutradara : Damien Chazelle
Penulis Naskah : Damien Chazelle
Musik : Justin Hurwitz
Produser : Fred Berger, Gary Gilbert, Jordan Horowitz, Marc Platt
Distributor : Summit Entertainment, Lionsgate
Tahun : 2016
Durasi : 128 menit
Mia Dolan (Emma Stone) begitu tertarik dengan dunia seni peran. Saking tertariknya, ia bekerja di sebuah coffeeshop yang berlokasi di studio besar di California yang menjadi tempat film-film Hollywood diproduksi. Tak heran jika ia bisa bertemu dengan berbagai aktor dan aktris yang mampir ke warung kopi tersebut. Sesekali ia akan terpana dan terus menatap gestur anggun aktris yang dikaguminya.
Suatu malam, setelah berpesta dengan teman-temannya, kakinya mengarah pada sebuah kafe. Alunan musiknya membuatnya begitu tertarik. Di situlah ia bertemu dengan Sebastian (Ryan Gosling), seorang pianis jazz yang fanatik, yang sebelumnya juga pernah ditemuinya secara tak sengaja. Seiring berjalannya waktu, keduanya semakin dekat, semakin membagikan kesukaannya masing-masing. Mia berbagi tentang kecintaannya yang mendalam terhadap seni peran dan ambisinya untuk menjadi bintang teater. Sementara Sebastian, begitu menggilai musik jazz klasik, sampai-sampai ia harus dipecat dari pekerjaannya akibat idealismenya yang berlebihan tersebut.
Keduanya kemudian memutuskan hidup bersama, dengan tujuan “saling melengkapi dan mendukung impian masing-masing”, layaknya pasangan pada umumnya. Sebastian ditawari menjadi pianis untuk sebuah band bentukan temannya, Keith. Sementara Mia fokus membuat skrip monolog yang ingin ia tampilkan, sesuai saran Sebastian. Namun, justru di sinilah perbedaan dan komitmen keduanya diuji. Mia mulai meragukan tujuan dan idealisme Sebastian yang ingin memiliki kafe khusus musik jazz klasik. Sementara Sebastian meragukan keseriusan Mia dalam seni peran, mempertanyakan kemampuannya sebagai seorang aktris. Pada akhir kisah, keduanya memilih untuk rujuk, namun memutuskan untuk hidup dalam dunianya masing-masing, walau rasa cinta itu masih tampak jelas.
Mengambil gaya Hollywood klasik, La La Land sudah membius perhatian sejak adegan pertama. Warna-warna di film ini begitu terasa ceria, tanpa menanggalkan kesan keklasikannya. Sebagai sutradara dan empunya ide cerita, Damien Chazelle begitu konsisten dalam mempertahankan gaya film ala 50-an. Walau ber-setting waktu masa kini, segala properti, latar belakang, landmark, busana, hingga detail grafis tetap berciri khas Hollywood klasik yang glamor dan identik dengan kaum selebrita di sana. Menonton La La Land akan membuat Anda teringat pada film-film musikal era hitam-putih. Sektor sinematografi juga begitu baik, dengan diselipkannya berbagai gimmick ala Broadway. Semakin terasa sempurna dengan scoring yang menawan dan begitu mewah. Hanya satu hal yang cukup disayangkan, di mana nyanyian begitu kentara dalam bentuk rekaman suara, bukan bernyanyi langsung seperti yang diterapkan pada Les Miserables (2012)
Sebagai pemeran utama, Emma Stone tampil dengan gemilang dan mempesona di sepanjang film. Karakter Mia yang diperankannya begitu terpancar, bahkan mendominasi ketimbang Ryan Gosling sebagai lawan mainnya. Pada beberapa adegan, Ryan Gosling tampak sedikit berlebihan (penjelasannya yang menggebu-gebu tentang jazz klasik membuat musik kalangan jetset ini terasa overrated). Meskipun demikian, seperti biasa Ryan Gosling tampil cukup luwes dan tetap mampu membuat penonton tertawa dengan celetukannya.
Paket lengkap drama, musikal, serta art dalam La La Land berhasil mencuri perhatian para kritikus film. Pada ajang 74th Golden Globe Awards, film ini berhasil menyapu bersih 7 penghargaan dari 7 kategori, di antaranya Best Motion Picture – Musical or Comedy, Best Director, Best Actrees, dan Best Actor. Film ini pun berjaya di festival film lainnya, seperti 70th British Academy Film Awards dan 22nd Critics’ Choice Awards. Anda yang sudah menonton La La Land, mungkin masih tetap mengingat berbagai tarian dan nyanyian romantisnya dan berharap hal yang sama terjadi di dunia nyata.
***
Ditulis oleh Alexander A. Ermando
Disunting oleh Tiara Mahardika