Bulan Desember selalu kental dengan nuansa Natal. Jika berbicara Natal, hal-hal yang muncul di benak tidak jauh-jauh dari cemara, salju, atau makanan khas Natal dengan gaya Western seperti Egg-nog, Gingerbread atau Kue Jahe, serta kalkun panggang. Namun, tahukah Anda jika beberapa daerah di Indonesia juga memiliki sajian khas Natal dan turut meramaikan hari istimewa ini? Berikut adalah deretan kue-kue khas Natal di Nusantara sekaligus juga menjadi ciri khas dari daerah tersebut.
Poffertjes
Kue ini aslinya berasal dari Belanda. Kolonisasi Belanda di masa lalu membuat kue ini juga dikenal di Nusantara. Poffertjes menjadi salah satu makanan andalan masyarakat Ambon di hari Natal, bahkan menjadi menu sarapan mereka. Kue yang disebut popocis oleh orang Ambon ini terbuat dari campuran tepung terigu dan labu kuning, telur, serta menggunakan ragi. Bentuknya mirip seperti surabi namun dengan ukuran yang lebih kecil. Campuran labu kuning dalam adonan membuat tekstur kue ini lebih lembut. Kue ini dibuat dengan cara dimasak menggunakan cetakan di atas api kecil sambil dibolak-balik. Poffertjes biasa dinikmati dengan taburan gula putih halus serta segelas teh hangat.
Klappertaart
Manado, pasti itu yang terbayang oleh Anda ketika mendengar kata Klappertaart. Kue ini, selain menjadi ciri khas kota yang terkenal dengan wisata laut Bunakennya ini, juga menjadi hidangan khas Natal masyarakatnya. Kelapa, telur, mentega, dan tepung terigu adalah bahan-bahan utama untuk membuat Klappertaart. Seperti Poffertjes, Klappertaart juga makanan hasil pengaruh Belanda semasa penjajahan. Tampilan kue ini seperti pie dan biasanya disajikan dingin. Ketika memakan kue ini, Anda akan merasakan sensasi dingin lelehan kelapa dan mentega di lidah Anda. Saat ini sudah banyak Klappertaart yang dimodifikasi dengan menambahkan bahan-bahan lain seperti keju, almond, dan potongan buah. Klappertaart biasanya disajikan dan dinikmati sebagai makanan penutup di hari Natal oleh masyarakat nasrani di Manado.
Brudel
Selain Klappertaart, Manado memiliki satu lagi penganan khas yang juga disajikan saat Natal. Kue Brudel adalah bolu atau spongecake yang menggunakan sedikit ragi dalam adonannya. Selain ragi, bahan-bahan lainnya adalah tepung terigu, gula pasir, telur, mentega, keju, serta kenari yang dicincang. Brudel merupakan salah satu warisan Belanda yang unik, di mana memiliki tekstur lembut seperti bolu pada umumnya, namun dengan tampilan dan aroma seperti roti. Biasanya Brudel dilengkapi dengan kismis atau fruit mix sebagai topping. Kue ini dibuat dengan cara dipanggang dalam oven. Brudel klasik berbentuk seperti bolu, namun saat ini sudah dikembangkan menjadi berbagai bentuk, salah satunya seperti cupcake. Bahkan terdapat berbagai tambahan varian rasa dengan adanya tape, cokelat, pisang, dan lain-lain.
Lapet
Makanan ini adalah cemilan khas suku Batak di Sumatera Utara. Sepintas, tampilannya mirip dengan kue Nagasari. Namun jika diteliti, kue ini dibungkus dengan daun pisang yang membentuk piramida. Kue ini terbuat dari tepung beras, gula merah, serta parutan kelapa dan dimasak dengan cara dikukus. Lapet juga menjadi hidangan khas Natal oleh warga Sumatera Utara, terutama yang berasal dari Tapanuli. Teksturnya lengket, dengan perpaduan rasa manis dan gurih yang nikmat. Selain lapet, makanan lain yang biasa disajikan saat Natal adalah Naniura, yaitu makanan dari ikan mas atau ikan mujair yang disiram dengan air asam tanpa dimasak, sehingga bisa dikatakan mirip dengan sashimi. Sajian ini biasanya dinikmati dengan sepiring nasi hangat.
Bagea
Jika Anda menginginkan sensasi lain ketika menikmati kue, cobalah Bagea. Kue khas Indonesia Timur ini berbentuk kecil seperti cookie, bulat dan berwarna cokelat, namun keras. Jadi jangan kaget ketika saat mencoba kue ini, Anda sedikit kesulitan menggigitnya. Bagea dibuat dengan tepung sagu, bersama tepung terigu, minyak sayur, kenari cincang, kacang tanah, gula halus, serta bubuk kayumanis dan cengkeh. Seluruh bahan kemudian dicampurkan, dicetak, lalu dibungkus dengan daun lontar dan dipanggang. Bahan-bahannya yang kaya rempah-rempah khas Maluku ini membuat kue Bagea menguarkan aroma yang harum dan mengundang selera. Kue Bagea ini juga menjadi salah satu sajian di hari Natal bagi masyarakat Indonesia Timur dan dinikmati bersama secangkir kopi atau teh hangat.