SPORT & ENTERTAINTMENT
Movie Review

Precious

Teks oleh Alexander A. Ermando

Judul Film         : Precious

Genre                : Drama

Pemeran            : Gabourey Sidibe, Mo’Nique, Paula Patton, Lenny Kravitz, Mariah Carey

Sutradara           : Lee Daniels

Penulis Naskah : Geoffrey Fletcher

Musik                : Mario Grigorov

Produser            : Lee Daniels, Lisa Cortes, Oprah Winfrey, Tom Haller

Distributor         : Lionsgate, Lee Daniels Entertainment Group

Tahun                : 2009

Durasi               : 1 jam 50 menit

 

“My name is Claireece ‘Precious’ Jones. I wish I had a light-skinned boyfriend with real nice hair. And I wanna be on the cover of magazine.” – Precious.

Apa yang diinginkan oleh Precious bisa jadi adalah impian bagi semua orang, terutama perempuan seperti dirinya. Namun apa daya, mimpi hanyalah mimpi baginya. Precious menjalani hidup yang sangat keras di usianya yang baru 16 tahun. Ia tidak bisa membaca dan menulis, namun jago matematika. Ia dilecehkan secara seksual oleh Ayah kandungnya sendiri, menyebabkan ia harus memiliki seorang putri dan kemudian hamil untuk kedua kalinya. Kehamilannya yang kedua ini membuat pihak sekolah terpaksa membuat Precious harus pindah ke sekolah alternatif.

Precious tinggal bersama Ibunya di Harlem, New York, sebuah kawasan yang dikenal kumuh dan dipenuhi oleh ras Negro seperti dirinya. Mary bukanlah seorang ibu yang diharapkan oleh Precious; ia sering menyiksa Precious baik secara verbal dan tindakan. Mereka bertahan hidup mengandalkan dana sosial pemberian pemerintah, meskipun tidak bisa terus-terusan. Sesekali, petugas dana sosial akan datang ke rumah dan menginterogasi Mary serta Precious, apakah salah satu dari mereka sudah memiliki pekerjaan yang sanggup mencukup kebutuhan sehari-hari. Karena perlakuan Ibunya juga, Nenek Precious mengambil alih Mongo, putri Precious yang memiliki Down Syndrome.

Precious bertemu dengan Blu Rain, gurunya di sekolah alternatif. Berkat Blu, Precious mulai belajar membaca dan menulis. Blu juga lah yang memotivasi Precious untuk giat belajar agar mampu meraih nilai yang layak untuk masuk ke universitas. Sesekali ia juga bertemu dengan petugas dana sosial, yang kemudian mengetahui pelecehan seksual yang dialami Precious sejak usia 3 tahun. Kejadian yang menjadi alasan mengapa ibunya begitu sering menyiksa Precious, menyebabkan ia harus melarikan diri dari rumah setelah melahirkan anak keduanya. Pada akhir kisah, ia memutuskan memulai kehidupan baru secara mandiri, dengan kedua anak dalam gendongannya.

Sebagai film dengan genre drama, tidak banyak gimmick yang diberikan selama film berjalan. Lee Daniels sebagai sutradara jelas menginginkan film ini fokus pada kisah Precious yang kelam. Maka wajar jika kekuatan akting serta plot kisah yang logis menjadi magnet dari Precious. Kelihatannya tidak mudah, karena setiap tokoh memiliki latar belakang kisahnya sendiri, apalagi ini diadaptasi dari novel berjudul Push karya Sapphire. Namun ternyata semuanya berjalan dengan pas dalam durasi hampir 2 jam. Daniels juga menyajikan bahasa sinematik yang menarik dan membuat penonton mampu merasakan emosi Precious. Ada rasa menggelitik ketika Precious mengibaratkan hubungannya dengan Mary seperti drama dalam opera sabun televisi, atau ketika ia membayangkan pria impiannya datang menjemput dirinya untuk kencan, dengan mengendarai sebuah sepeda motor sporty.

Peran Precious merupakan debut bagi Gabourey Sidibe di dunia peran dan sinema. Meskipun demikian, ia mampu mengimbangi Mo’Nique yang berperan sebagai Mary, ibunya. Chemistry keduanya yang menggambarkan hubungan “benci tapi rindu” sebagai ibu dan anak bisa dengan mudah dan cepat dipahami. Bahkan di paruh awal, kita sudah bisa sedikit menebak mengapa Mary bersikap begitu keras terhadap Precious. Menariknya, sebagian besar pemeran dalam film ini merupakan perempuan, baik utama maupun pendukung. Ini menjadi identitas sekaligus pesan moral dari Precious, di mana semua perempuan, dari latar belakang dan kondisi apa pun, layak berjuang untuk mewujudkan mimpi-mimpinya.

Precious berhasil masuk dalam enam nominasi di ajang 82nd Academy Awards, salah satunya Best Picture, namun hanya berhasil memenangkan dua kategori yaitu Best Actress in Supporting Role (Mo’Nique) dan Best Adapted Screenplay (Geoffrey Fletcher). Mo’Nique juga berhasil memenangkan kategori yang sama di 67th Golden Globe Awards. Total ada 75 penghargaan yang diperoleh Precious dari berbagai ajang perfilman. Kritikus pun memberikan review positif, seperti rating 7.3/10 dari situs IMDb dan nilai 91% oleh situs review terkemuka, Rotten Tomatoes.

 

 

 

RELATED NEWS

Top
https://www.infopedas.com/wp-content/uploads/2021/09/logo-pedas.png