Featured

SAVE THE NATURE, SAVE THE FUTURE

2010-12-08+-+CRW+-+Elephants+-+3+Elephants+walking environmentally-friendly-product fall-yard-clean-up-Fall-Yard-Clean-Up-Tips Paper_recycling_in_Ponte_a_Serraglio PBT-hero save-water

 

Melestarikan alam dan menciptakan keseimbangan sosial, dua hal yang terdengar sepele tetapi justru masih sangat sulit untuk diwujudkan. Di negara berkembang seperti Indonesia, begitu banyak masalah bermunculan terkait lingkungan dan sosial. Ketidakmerataan ekonomi dan minimnya edukasi merembet pada kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alam.

Jika banyak masyarakat yang tidak mengerti, maka masih dapat diperbaiki dengan belajar memahami. Akan tetapi, bagaimana dengan mereka yang tidak mau peduli? Sedari kecil, pendidikan di Indonesia menyelipkan mata pelajaran budi pekerti, yang kemudian masuk dalam materi pendidikan kewarganegaraan. Bisa disimpulkan bahwa sebenarnya sudah ada usaha mendidik anak-anak Indonesia menjadi generasi yang peduli. Meskipun demikian, toh segalanya kembali ke pribadi masing-masing dan pengaruh lingkungan yang tidak dapat terhindarkan lagi.

Pendidikan karakter barangkali bisa menjadi salah satu solusi untuk berbagai rentetan masalah yang ada. Hanya perlu diingat, bahwa butuh lebih dari sekedar segelintir orang untuk melakukan perubahan-perubahan konstan di bidang lingkungan dan sosial ini. Begitu banyak yang harus kita lakukan untuk merealisasikan perubahan ke arah yang lebih baik. Generasi muda harus tanggap, generasi yang lebih tua harus terus waspada.

Pemerintah harus membuat aturan atau hukum yang tegas untuk mengatasi segala masalah lingkungan dan sosial ini. Selain itu, sebagai masyarakat umum, kita harus turut andil dalam usaha menciptakan kelestarian alam dan menciptakan keseimbangan sosial ini. Apa saja langkah nyata yang harus dilakukan?

  • Mulai dari diri sendiri

Perubahan selalu dimulai dari diri sendiri. Terkait pelestarian alam dan lingkungan, hal pertama yang harus dilakukan adalah menanamkan kesadaran diri untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan ikut serta menjaga alam. Kita harus terus belajar, melek informasi dan peduli dengan hal-hal yang ada di sekeliling. Dimulai dari hal sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya, membiasakan diri untuk selalu memisahkan sampah kering dan sampah basah, mendaur ulang produk yang tidak terpakai, dan masih banyak lagi. Apa yang kita lakukan hari ini adalah bibit yang kita tanam untuk generasi kita nanti. Perlu dipahami juga, setiap langkah yang dilakukan akan menimbulkan efek domino bagi lingkungan sekitar. Jika perlu, ingatkan teman atau keluarga untuk memulai dan konsisten melakukan perubahan-perubahan kecil ini.

  • Menggunakan produk ramah lingkungan atau produk daur ulang

Sebagai individu yang konsumtif, tidak heran jika kadang kita berbelanja secara impulsif. Tetap harus menjadi smart shopper! Hal ini bukan berarti mencari harga terhemat atau penawaran paling menarik, akan tetapi memilih untuk menggunakan barang-barang yang sesuai. Kebanyakan dari kita masih banyak yang menggunakan produk berbahan plastik, yang jelas-jelas membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai. Jika timbunan plastik semakin menggunung, berdampak pula pada keseimbangan lingkungan dan sosial yang ada. Bersikaplah  bijaksana dengan mengurangi produk berbahan dasar plastik dan memilih produk-produk ramah lingkungan atau mulai menggunakan produk daur ulang.

Ya, sampah plastik yang didaur ulang menjadi barang bernilai ekonomi dapat menjadi solusi untuk masalah lingkungan dan sosial. Pertama, produksi produk daur ulang mengurangi timbunan sampah plastik yang tidak seharusnya. Kedua, produksi produk daur ulang ini menjadi sumber penghasilan baru untuk beberapa kelompok masyarakat, meningkatkan pendapatan, dan menciptakan peluang.

  • Ikut dalam kampanye menjaga alam dan lingkungan

Semakin banyak yang peduli dan beraksi menunjukkan langkah nyata dan mengkampanyekan berbagai program untuk ikut andil dalam menjaga pelestarian alam dan lingkungan. Dewasa ini, kita temukan berbagai usaha gerakan masyarakat mulai dari kampanye anti sampah plastik, perlindungan hewan liar, tolak reklamasi di berbagai daerah.

Jika ingin ikut andil, tidak ada salahnya bergabung asalkan benar-benar tahu maksud dan tujuannya. Kampanye yang dimaksud di sini bukanlah kampanye yang dilakukan dengan demo, orasi, atau tindakan anarkis yang merugikan. Misalnya saja, mengikuti kampanye program bersih-bersih pantai setiap minggu sebagai aksi peduli dengan minimnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan pantai, atau berdonasi ke lembaga-lembaga kredibel untuk penyelamatan satwa liar yang dilindungi seperti gajah, orangutan, atau harimau.

  • Penerapan hukum yang tegas oleh pemerintah

Hukum yang tegas harus ada di setiap negara yang berdaulat, termasuk hukum mengenai pengelolaan hutan dan lahan hijau yang ada. Hukum yang tegas menciptakan efek jera bagi pelanggar dan menciptakan keseimbangan di berbagai ranah. Masalah-masalah umum yang kerap terjadi di Indonesia, barangkali efek dari hukum yang terbilang kurang jelas dan kurang tegas, adalah kerapnya ditemukan kasus penebangan hutan liar, alih fungsi lahan, dan perburuan satwa liar.

Pemerintah harus membuat kebijakan-kebijakan yang pro lingkungan, misalnya dengan melarang pembabatan hutan yang merugikan. Selain itu, penerapan sistem tebang pilih juga harus dijalankan dengan benar. Badan usaha atau perusahaan yang memiliki izin dari pihak yang berwenang untuk membuka lahan baru harus bisa menerapkan sistem tebang pilih. Jangan sampai menebang pohon yang usianya relatif muda. Hal ini tentu saja untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan populasi hutan. Selain itu, tidak cukup dengan penyediaan cagar alam atau suaka margasatwa di berbagai daerah saja, harus ada hukum yang jelas dari pemerintah untuk menindaklanjuti perburuan satwa liar yang masih marak terjadi.

  • Penanaman kembali lahan gundul

Penebangan hutan secara ilegal banyak dilakukan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Hal ini menyebabkan semakin rusaknya lahan hijau yang ada di Indonesia. Negara kita, menyumbang lahan penghasil oksigen terbuka melalui hutan hujan setelah hutan Amazon yang ada di Brazil dan sekitarnya. Setelah dampak buruk yang muncul dari kerusakan hutan dan lahan, polusi udara dan air, maka perlu adanya reboisasi atau penanaman kembali tanaman yang berfungsi sama.

Tanah yang gundul memicu bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Upaya reboisasi harus terus dilakukan. Kini telah banyak gerakan reboisasi yang gencar dilakukan oleh pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan besar, maupun masyarakat umum.

**

Ya, menjaga kelestarian alam dalam usaha menciptakan keseimbangan sosial bukanlah tugas pemerintah saja, kita juga harus ikut serta melakukannya. Kini sudah tahu kan mau mulai dari mana?

 

(Ditulis dan disunting oleh Tiara Mahardika)

RELATED NEWS

Top
https://www.infopedas.com/wp-content/uploads/2021/09/logo-pedas.png