SPORT & ENTERTAINTMENT
Movie Review

The Godfather

poster_mockup-gank

 

Family Above All

Judul           : The Godfather

Sutradara    : Francis Ford Coppola

Pemeran      : Marlon Brando, Al Pacino

Distributor   : Paramount Pictures

Tahun          : 1972

 

“… Cause a man who doesn’t spend time with his family can never be a real man” – Don Vito Corleone

 

Berdasarkan buku terkenal karangan Mario Puzo dan film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola, The Godfather menceritakan keluarga Corleone, kelompok mafia berdarah Italia di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai mafia besar. Meskipun sangat kuat dalam dunia bisnis layaknya mafia-mafia lain, Corleone sangat mengutamakan kepentingan keluarganya di atas kepentingan lain.

Berawal dari Don Vito Corleone, kepala keluarga sekaligus bos mafia, yang mendapatkan tawaran dari pebisnis bernama Virgil Sollozzo, untuk ikut berinvestasi dalam perdagangan narkotika. Vito Corleone ditarik karena koneksinya yang baik dengan para petinggi politik dan kepolisian. Namun Vito menolak tawaran tersebut, khawatir dengan dampak yang akan terjadi. Sollozzo yang kecewa kemudian menyuruh anak buahnya untuk membunuh Vito Corleone. Meskipun demikian, pembunuhan tersebut gagal; Vito dilarikan ke rumah sakit dan dijaga dengan ketat oleh anak buahnya demi keamanan.

Sementara itu, putra bungsu Vito, Michael Corleone yang baru saja kembali dari pendidikan akademi militer, terguncang dengan peristiwa tersebut. Dia kemudian menyusun rencana bersama para saudara dan rekannya untuk membunuh Sollozzo serta anak buahnya. Rencana tersebut berhasil, namun Michael harus mengasingkan diri agar tidak diburu. Sekembalinya dari pengasingan, Vito kemudian meminta putra bungsunya menjadi pengganti dirinya sebagai kepala mafia Corleone. Maka sejak itu, kehidupan Michael yang awalnya biasa berubah drastis. Ia mulai terlibat dalam bisnis keluarga dan kehidupan mafia, yang turut membuatnya menjauh dari kekasihnya.

Berdurasi hampir tiga jam penuh, The Godfather mungkin akan terasa membosankan. Apalagi didominasi oleh percakapan dan minim aksi. Meskipun demikian, film ini membuat pandangan yang berbeda mengenai mafia. Bahwa mafia tidak melulu soal pengkhianatan dan kekerasan, namun juga ada nilai kekerabatan yang sangat kuat. Menyesuaikan dengan setting waktunya, gaya pengambilan gambarnya pun cenderung statis. Mengingatkan kita pada film-film klasik Hollywood. Kekuatan utama film ini terletak pada dialog, plotnya yang tertata rapi, serta kekuatan peran dari para pemainnya. Terutama Marlon Brando, yang dikenal sebagai aktor yang sangat berdedikasi. Pesan film ini pun sangat tersampaikan; bagaimana seorang pria harus mampu menyeimbangkan urusan keluarga dan dunia kerja.

Karena kelebihannya tersebut, The Godfather berhasil meraih penghargaan dari dua ajang paling bergengsi di Hollywood. Sebanyak 5 penghargaan dari 30th Golden Globe Awards dan 3 trofi dari 45th Academy Awards berhasil diperoleh. Dari kedua ajang tersebut juga film ini mendapatkan penghargaan sebagai Best Picture. Para pengkritik film memberikan respon yang sangat positif, serta dinobatkan sebagai film paling berpengaruh sepanjang masa oleh American Film Institute.

 

Teks oleh Alexander A. Ermando

Disunting oleh Tiara Mahardika

RELATED NEWS

Top
https://www.infopedas.com/wp-content/uploads/2021/09/logo-pedas.png