Festival sastra dan seni paling ditunggu di Asia Tenggara, Ubud Writers & Readers Festival, tahun ini membawa tema yang bisa dikatakan sangat menarik dan unik. Tema “Tat Tvam Asi” yang diartikan “I am you, you are me” telah sukses menarik sekitar 30.000 pengunjung dari berbagai belahan dunia untuk ikut menyemarakkan acara yang diselenggarakan pada 26-30 Oktober 2016 lalu.
UWRF ke-13 mencatat nama-nama besar dunia sastra, seni, dan jurnalisme sebagai pembicara dan pengisi acara. Festival ini menyediakan berbagai workshop untuk mempelajari keahlian menulis, hiburan mendidik yang semakin jarang ditemui, pameran dan sajian buku-buku yang kaya ilmu dan sastra, serta forum diskusi yang membahas isu-isu global dan ide-ide besar. Banyak pertanyaan terlontar dalam setiap forum diskusi yang digelar selama lima hari tersebut. Menariknya, terlihat semakin banyak juga orang Indonesia yang ikut dalam kemeriahan festival tahun ini.
Salah satu sesi bersama Dewi Lestari yang merupakan perayaan 15 tahun tetralogi Supernova, ramai dihadiri berbagai kalangan. Forum diskusi yang disediakan secara gratis di Bentara Budaya Bali tersebut merupakan sesi dengan hadirin terbanyak selama penyelenggaraan UWRF 2016. Antusiasme peminat festival juga tercermin dalam forum bersama Eka Kurniawan yang merupakan penulis Indonesia dengan beragam penghargaan internasionalnya maupun forum bersama Djenar Maesa Ayu dan Triyadi Triwikromo yang diselenggarakan di Desa Visesa Ubud.
Nama-nama internasional yang ikut lainnya seperti Hanya Yanagihara, Lionel Shiver, Mitchell S. Jackson, Hannah Kent, Helon Habila, Suki Kim, dan masih banyak lagi. Tahun ini, festival juga memperkenalkan 16 penulis emerging dari pelosok nusantara yang siap menjadi bintang-bintang sastra di masa depan. Peluncuran buku antologi UWRF yang ditulis oleh para penulis emerging ini juga sedikit berbeda, ditandai dengan buku hard cover yang baru pertama kali dihadirkan sepanjang sembilan tahun terakhir.
Tidak hanya para penulis yang mendapat tempat di UWRF 2016. Ada pula para sineas seperti Slamet Rahardjo, Richard Oh, Wregas Bhanuteja, Joko Anwar, dan lainnya. Pegiat serta advokat seperti Shandra Waworuntu, Anastasia Lin, Tenzil Choegyal, Teng Biao, Bayu Wirayudha, Emmanuela Shinta, Dinny Jusuf, dan Hotlin Omposunggu juga hadir dengan kisah-kisah menarik yang menyatu dengan tema tahun ini, mengajak setiap orang untuk saling peduli dan berhenti menyakiti.
Ubud Writers & Readers Festival telah memberikan sumbangsih besar dalam memperkaya kehidupan bangsa Indonesia melalui sastra dan seni. “Kita semua bangga dengan pencapaian ini dan tidak sabar untuk terus menghantarkan kesuksesan yang lebih besar di masa depan,” ujar Founder & Director UWRF Janet DeNeefe. Festival ini dijadwalkan untuk kembali lagi di tahun 2017 pada tanggal 25-29 Oktober. Jangan lewatkan informasi terbaru mengenai festival ini di www.ubudwritersfestival.com.